Monday, October 26, 2009

Come On Milan

Saat2 sekarang itu saat yang indah buat Milanisti hehehehe, setelah awal yang jelek lalu international break dan ancaman pemecatan Leonardo, Milan mulai bangkit dengan 3 kemenangan beruntun di 3 pertandingan terakhir. Yang paling sensasional tentu aja pas midweek lalu ngalahin tim bintang triliunan Real Madirid di kandangnya Bernabeu, puas banget, cuma kasian liat Kakà :P. Cuma lucunya dan tentu aja bikin keringet dingin, kenapa Milan selalu bangkit di babak kedua?, di 3 pertandingan ini alur ceritanya sama, jelek di babak pertama, ketinggalan dulu, lalu menggila di babak kedua dan menang dengan dramatis di menit2 akhir, udah kayak film2 aja yang jagoannya kalah dulu :hammer:. Tapi nggak apa deh biar tegang yang penting menang terus :blushing:. Akhirnya di diskusi di situs bola terbesar di dunia pun kata2nya jadi sopan, nggak ada lagi tuh saat ini kata2 macam "Milan suc**...", "Get rid of Pirlo, Ambro, Seedorf...", "Fire Leo...", dll nongol, semuanya pujian. Saya sendiri sih nggak pernah gitu :blushing:, buat saya suka maupun duka Milan mesti terus didukung, meski saya benci sama Presidennya :mad:. So come on Milan...


Sensasi Menkes Indonesia-Jerman

Belum lama banyak yang terkejut atas terpilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai Menkes RI yang baru gantiin Siti Fadilah Supari. Bukan karena diragukan kredibilitasnya, tapi prosesnya yang sangat cepat menggantikan designed Meskes sebelumnya, guru besar FKUI Nila Juwita. Nila Juwita katanya gagal di tes psikotes, karena dia tidak bisa menghandle stress dengan baik. Lalu di media2 tanah air banyak berita yang mengabarkan, kalo Endang Sedyaningsih ini adalah titipan Amerika, dan akan menghidupkan kembali proyek NAMRU-2 yang merugikan rakyat Indonesia dan telah distop atas permintaan Siti Fadilah Supari dan disetujui DPR. Lalu juga masalah sampel flu burung yang dia bawa ke luar negri yang merupakan suatu pelanggaran. Terus terang saya salut sama Menkes sebelumnya pas saat dia ngomel2 sama WHO beberapa waktu lalu, itu wujud nyata dari sikap nasionalis beliau yang ingin selalu menomersatukan kepentingan rakyat Indonesia, saya bikir wah hebat yah ini ibu, bener2 kayak ibu2 kebanyakan, bawel (maaf kalo ada yang merasa :P), tapi positif. Sayang ibu satu ini nggak terpilih lagi, padahal saya sempet berharap dia terpilih lagi, banyak tindakan2 nyatanya buat rakyat kecil yang udah terealisasi kayak puskesmas gratis dll. Harapan saya, semoga para pemimpin dan pembantu2nya ke depan bisa jalanin tugasnya dengan baik, dan yang paling penting, mengutamakan kepentingan rakyat diatas segalanya.

Cerita berlanjut di 12000 km arah utara dari Indonesia dengan topik yang sama, tentang Menkes. Dr. Philipp Rösler juga "bersensasi", karena dia bakal jadi menteri termuda Jerman (36 thn). Sensansi lainnya yaitu latar belakangnya, seperti yang bisa diliat di foto di atas, dia bukan orang Jerman, bapak dari anak kembar perempuan berumur 1 thn ini asli orang Vietnam, pas dia berumur 9 bulan dia diambil dari panti asuhan di Vietnam dan diangkat jadi anak oleh keluarga Jerman dari Hannover yang juga udah punya 2 anak perempuan kandung. Saat ini pemerintahan Jerman (baru aja abis Pemilu) lagi bersidang, dan kabinet akan diumumin dalam beberapa hari ini.

* Alle Bilder wurden aus Bild.de aufgezeichnet.

Sidang Marwa Dimulai

Mulai hari ini proses persidangan atas pembunuhan Marwa El Syarbini dimulai. Mungkin ada yang belum tahu siapa Marwa, Marwa dibunuh sama tetangganya di dalam persidangan tuntutan penghinaan baik personal dan kepercayaannya (kebanyakan) oleh tetangganya itu. Tetangganya orang Jerman-Rusia bernama Alex (29 thn), dia bisa nyelipin pisau dapur sepanjang 18 cm ke persidangannya, dan ketika Marwa lagi bersaksi dia lari ke Marwa, dan nusuk Marwa sebanyak 18 kali dalam 32 detik. Ketika suami Marwa mau nyelamatin istrinya, suaminya malah ditembak oleh polisi penjaga persidangan (suaminya koma beberapa hari cuma lalu membaik). Hehehehe, cukup aneh yah, untuk negara secanggih Jerman, kok bisa terdakwa nyelipin pisau sepanjang itu ke persidangan, entah polisinya bego atau tolol, 32 detik itu bukan sekejap mata, itu lama, kok bisa si Alex sampe selama itu nusuk2in pisaunya ke Marwa sampai dia mati (insya Allah syahid)?, dan kenapa ketika suaminya lari mau nyelamatin, polisi begitu reaktif dan sangat siaga nembak dia?, wallahu'alam.



Saya sendiri tahu kematian Marwa pas baca kolom berita kecil di koran, kematiannya bener2 nggak di ekspos media, baru setelah kematiannya "bocor" ke media internasional, gelombang protes besar terhadap pemerintah Jerman, terutama dari Mesir, negara asal Marwa. Baru setelah itu berita Marwa agak naik ke permukaan disini, cuma tetap aja nggak sensasional, entah kebetulan karena saat itu juga masa kematiannya Michael Jackson atau kesengajaan, sekali lagi wallahu'alam.

Singkatnya, beberapa "fundamentalis" belakangan udah mengancam akan membunuh si Alex ini atas perbuatannya ke Marwa, makanya sidang ini termasuk sidang dengan tingkat keamanaan sangat tinggi, tempat sidang di lindungi sama kaca panser yang anti peluru, 220 polisi disiagain di sidang ini juga. Meski saya nggak berharap banyak karena lemahnya hukum disini (bukan lemah sistemnya, sistemnya sangat solid, tapi lemah dalam hukumannya, hukuman2 disini terlalu ringan buat kejahatan, terus juga nggak ada hukuman mati disini), mudah2an si Alex dapet hukuman seberat2nya, dan nggak ada aksi2 anarkis dari para "fundamentalis" yang nantinya bakal bikin susah umat muslim disini juga, saya percaya Marwa juga nggak mau dibales dengan suatu perbuatan yang akan bikin susah saudara2nya yang lain.

*Alle Bilder wurden aus Bild.de aufgezeichnet.

Friday, October 23, 2009

Judul

:Reserved: :D